Rabu, 20 Juli 2016
PRAKTEK LAPANGAN TERNAK RUMINANSIA
Posted By: Unknown - 02.15.00
Jenis ternak ruminasia paling banyak di piara oleh masyarakat desa. Mereka para pekerja sawah rerata berternak apakah sapi, kambing dan kerbau. Diluar ptani, banyak juga yang berminat berternak sebagai tumpuan hidup. Mereka menyebut ternak sebagai "raja kaya". Mungkin dengan pertimbangan sederhana, pola pakan ternak jenis ini tidak harus dibeli, yaitu cukup hanya merumput. Mungkin karena ini juga mereka tertinggal dari pendekatan teknologi terkini dalam pengembangan pakan. Ini sebuah keniscayaan, bisa jadi karena jumlah ternaknya tidak banyak, katakan di bawah 5 Ekor. Tetapi jika memiliki ternak lebih dari 15 ekor, Sudah tidak cukup dikerjakan dengan hanya merumput. Pakan alternatif sudah harus di pikirkan.
Catatan kritis harus dikemukakan adalah kebiasaan memberi pakan basah dari hijauaan segar (ngarit, merumput).Rumput basah kandungan air 80% sedang nilai protein kering hanya 4'3%. Pekerjaan merumput sangat berat. Ini tidak sebanding dengan nilai nutrisi yang di dapat. Kemampuan mencerna pakan hanya 3%. Ketika rumput segar yang di makan sampai batas kemampuan cerna, nilai pk yang hendak di gapai tidak cukup. Bukan hanya rampen (sisa pakan yang tidak termakan) sangat banyak, target pertumbuhan jadi mundur. Lamanya waktu mundur dari panen tentu sangat boros, karena jerih payah kerja peternak terbuang dengan percuma.
Sangat menarik karena saat sama, banyak limbah sawah tercecer tidak terurus. Bandingkan tebon jagung kering nilai pk 9,9% rendang kedelai kering nilai pk 16,7%,dll. Fakta lapangan yang ini justru malah di bakar, Peternak lebih suka mencari rumput basah. Ada yang tersisa dan luput dari pikiran peternak lokal, bahwa ternak rumansia memiliki kemampuan mengubah solulosa menjadi sumber pakan. Semua yang pernah hijau dan melakukan pekerjaan fotosintesis dengan matahari akan menghasilkan selulosa. Bakteri rumen di perut ternak bisa mengubah selulosa sebagai sumber karbohidrat, protein, lemak serta vitamineral untuk kebutuhan pertumbuhan. Pekerjaan merumput dalam konteks ini tentu tidak praktis dan tidak produktif, terutama karena sangat berat. Semua yang pernah hijau dari limbah sawah dan limbah kebun, atau limbah industri berbasis pertanian bisa diperhitungkan sebagai sumber nutrisi ternak. Ke depan beternak berbasis limbah sawah menjadi kebutuhan.
Terkait ini pertanian terpadu harus di kembangkan sebagai wacana. Semua komoditas panen selain menghasilkan produk pokok sekaligus produk sisa yang dikenal sebagai limbah sawah. Supaya produktivitas pertanian berkelanjutan, prinsip limbah sawah harus kembali ke tanah sebagai penyedia unsur hara tanah (bahan organik). Peranan probiotik untuk pertanian MKABio1 jadi sangat penting. ia mempercepat proses dekomposisi, dimana limbah sawah berubah menjadi unsur hara tanah melalui proses komposting. Bila ingin lebih produltif tarik semua limbah sawah ke kandang ternak, disimpan di gudang. Dengan treatment MKABio2 sebagai bakteri fermentasi, semua yang pernah hijau di sawah dan kebun bisa di ubah sebagai pakan ternak, termasuk limbah industri berbasis pertanian. Dengan cara mengkombinasikan bahan pakan secara kreatif seperti di sampaikan di atas,limbah sawah menjadi ransum pakan ternak. Dengan pola ini beternak bisa dikerjakan dengan cara mudah, murah hasil melimpah ada yang salah di kerjakan peternak selama ini, yaitu tidak mengurus kencing dan kotoran ternak. Hendaknya ini di proses menjadi kompos dan pestisida kotoran ternak.Satu yang sangat produktif adalah untuk mensentingekosistem kolam ikan. Dengan tersedianya kompos, Kam ikan jadi sangat produktif terutama untuk merangsang munculnya plankton sebagai ikan alam. Ekosistem ikan akan hidup, angka kematian yang kecil dan pertumbuhan yang cepat
About Unknown

Techism is an online Publication that complies Bizarre, Odd, Strange, Out of box facts about the stuff going around in the world which you may find hard to believe and understand. The Main Purpose of this site is to bring reality with a taste of entertainment
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar